Tautan berhasil disalin ke clipboard!

Misteri suara

👤 Dimas 🏫 XI-11 🆔 25860

Disebuah kota terdapat dimana seorang anak perempuan berusia 21 tahun bernama Dina yang bekerja menjadi pegawai supermarket. Suatu hari Dina menempati kediaman baru disebuah kos tua yang dimana tidak ramai kendaraan yang berlalu lalang disekitar jalan kos nya. Dina  tidak terlalu suka namun Dina mempunyai alasan mengapa memilih untuk pindah tempat tinggal. Dina pindah tempat tinggal agar ia tidak terlalu jauh menempuh jalan ke tempat kerjanya. 


Hari berjalan seperti biasa sampai ia mendengar berita bahwa tetangga kos nya mengakhiri hidupnya dikarenakan depresi. Dina awalnya tidak percaya hingga sesampainya di depan gerbang kos ia melihat bendera berwarna kuning yang berarti menandakan terdapat orang meninggal. Dina pun mengikuti pengurusan jenazah dan acara lainnya. Hati Dina sedih dan kecewa karena tidak menyempatkan dirinya sendiri untuk menjadi wadah curhatan hato teman nya. Setelah rangkaian acara penguburan selesai Dina pun kembali kembali ke kos dan beristirahat dan esoknya kembali bekerja seperti biasanya 


Namun, suatu malam kajeng kliwon tidur Dina terganggu karena ia mendengar sesuatu suara aneh. Dina menganggap suara tersebut adalah mimpinya dan melanjutkan tidur nya kembali. Paginya Dina tiba-tiba teringat dengan suara yang ia dengar malam tadi. "Tadi malem itu mimpi atau beneran ya?" Tanya dina pada diri sendiri. Hmm..kek nya mimpi deh, tapi kok bisa real banget ya?" ucap dina sambil berpikir. 


Dina pun melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Namun, didalam perasaaan nya masih terasa terdapat hal yang janggal namun tidak bisa diungkapkan. Keesokannya Dina kedatangan tetangga kos baru yaitu anak muda yang masih menempuh jenjang pendidikan sarjana teknik kimia. Anak muda ini mengisi kamar kos yang sebelumnya mejadi bahan aktivitas yang sangat berbahaya yaitu percobaan untuk menggakhiri hidup diri sendiri. 


Pesona matahari pun menghilang sedikit demi sedikit mendatangkan langit yang gelap. Dina pun mempersiapkan dirinya untuk pulang kembali ke kamar yang ia sukai. Jam menunjukan pukul 10 malam yang menandakan waktu tidur sudah tiba. Ditengah malam disaat Dina tertidur pulas, ia terbangun karena mendengar suara aneh itu datang kembali. "apa itu, kucing kali ya berantem kali ya" ucap dina mencoba berpikir jernih. 


Keesokan harinya, ketika dina sedang beristirahat ditempat kerjanya ia bercerita kepada teman kerjanya yaitu Tiara. "Tir, aku mau cerita" ucap dina. "Boleh mau cerita apa?" Tanya tiara kepada dina. "Jadi akhir-akhir ini aku denger suara aneh gitu dari luar kamar ku" ucap dina. 

"Alahh pasti kamu ngigo ya" ucap tiara. "Enggaa, sumpah serius suaranya itu kayak....ee, aku gabisa jelasin pokokna serem" 


"Udah lah din, kamu pasti lagi cape relax aja refreshing kek dulu biar santai dikit" ucap tiara kepada dina. Dina pun mulai berpikir ada benarnya perkataan yang diucapkan tiara. Dina pun melajutkan pekerjaan nya hingga selesai dan pulang seperti biasa. Kali ini berbeda karena dina menyempatkan dirinya untuk mengelili kota. 


Dina pun sampai ke kos nya dan bersiap diri untuk tidur. Sebelum dina tidur , ia berdoa dahulu dengan harapan dapat beristirahat dengan tenang tanpa gangguan. Namun, harapan tidak berjalan mulus dengan kenyataan yang diingkan. Pada tengah malam dina mendengar lagi suara aneh dari luar kamar nya namun dengan suara yang lebih keras. Grrrrr... Hhhhhh... Ngorrrr...

Dina menutupi dirinya dengan selimut karena takut akan suara aneh itu. 


Matahari pun bangun memancarkan cahaya mentarinya. Dina berangkat kerja dengan muka letih lesu dan kurang bersemangat. "Kamu kenapa lagi dina?" Tanya tiara. "Tidur aku terganggu lagi sama suara aneh itu" jawab dina. "Yaampun dina" ucap tiara. Dina pun berpikir kenapa suara aneh muncul akhir-akhir ini dan menanyakan pendapat kepada tiara. "Kenapa ya suara aneh muncul akhir-akhir ini padahal sebelumnya ga ada loh" ucap dina. 

"Emangnya suaranya itu kayak apa sih din? Tanya tiara. "Suara nya itu serem, aku ga bisa jelasin pake kata-kata " jawab dina


Dina pun mulai berspekulasi dengan menyangkut pautkan kematian tetangga nya yang mengakhiri hidupnya sendiri. "Tir, kamu inget ga? Tetangga ku yang bunuh diri?". "Inget din, tapi kayaknya mungkin ga sih kayaknya ga deh. Kamu jangan mengada-ngada" jawab tiara. Dina pun meyakinkan tiara bahwa asal suara tersebut berasal dari tetangganya yang bunuh diri karena depresi seminggu yang lalu. 


Tiara mencoba menyangkal spekulasi dari dina "tapi buat apa coba dia gangguin kamu din, emangnya kamu ada salah sama dia ?" Tanya Tiara kepada dina. "Aku juga gatau sih tapi kalo ngerasa ada salah aku ga sih" jawab dina sambil merasa takut. Dina semakin takut dan terus teringat dengan suara itu. 


Hari mulai gelap dina pun kembali pulang ke kos nya. Dina gemetar dan merasa seperti ada yang melihatnya dari belakang. Dina pun cepat-cepat tidur agar saat tengah malam tiba dina sudah tertidur pulas dan tidak mendengar hal apapun. Namun harapan tidak berjalan mulus dengan kenyataan lagi. 


Pada pukul 2 malam dina terbangun dari tempat tidurnya untuk mengambil minum. Dina berpikir bahwa suara aneh sudah tidak ada lagi dan ia dapat tidur dengan tenang. Namun 30 menit kemudian suara rintihan tangisan dengan secara pelan-pelan terdengar dari luar kamar nya yang membuat sontak terbangun. 


Dina langsung duduk tegak dan tegang

"Apa itu! Siapa kamu? Kamu mau apa!" Ucap dina dengan muka panik dan gemetar. Suara rintihan tangisan pun mulai pelan dan menghilang. 


Keesokan harinya dina takut untuk keluar kamar ia melihat dari jendela untuk memastikan keadaan diluar. Karena kurang istirahat Dina merasa tidak enak badan dan mengajukan surat ijin untuk tidak bekerja selama sakit. Tiara pun datang ke kos nya dina untuk menanyakan kejadian yang terjadi. "Din, kamu kenapa? Kok bisa sakit?" Tanya tiara. "Aku kurang istirahat aja tir" jawab dina. 

"kok bisa kurang istirahat, coba cerita apa yang sebenernya terjadi?" Tanya tiara. 


Dina pun menceritakan kejadian yang ia alami pada malam sebelumnya. Dina menceritakan bahwa ia mendengar rintihan tangisan dari luar kamar nya. "Jadi tadi malem aku kebangun jam 2 terus aku denger suara rintihan orang nangis tir, aku takuttt. Aku kira udah ga ada lagi kaya ginian" ucap dina sambil menangis.


Dengan keberanian tiara, tiara mengajak dina untuk mencari tahu kebenaran dari asal suara suara aneh di kos nya dina. "Din gimana kalo kita cari tahu asal suara ini sebenarnya dari mana, dan kalo bener itu suara nya dia kita tanya pak ustad aja" ucap tiara. "kamu yakin?" Tanya dina. 

"Yakinn, kita cari tahu bareng bareng" ucap tiara.


Tiara pun memberikan ide untuk tidur bersama dan menunggu suara aneh terdengar lagi dan mengikuti arah yang sebenarnya. 

"Tapi gimana caranya tir?" Tanya dina. 

"Jadi nanti malem aku tidur barengan sama kamu dan nunggu suara nya kedengeran dan kita keluar buat ngikutin suara nya" 

Jawab tiara. 

Dina pun menyetujui cara dari tiara. 


Malam pun tiba. Mereka berdua berbaring di kasur, lampu sudah dimatikan. Pada pukul dua malam, suara itu muncul lagi-pelan di awal, lalu makin keras. Grrrrr... Hhhhhh... Ngorrrr...


Dina langsung duduk tegak.


"Tuh kan! Denger kan?!" bisiknya panik. 


Tiara yang tadinya tertidur pulas langsung melek, wajahnya kaku.

"I-iya, aku denger..." katanya pelan.

Dengan keberanian setengah hati, Rara bangkit dan membuka pintu. Suara itu semakin jelas. Mereka menahar napas sambil mengikuti arah suara itu perlahan, langkah demi langkah. Suasana kos sunyi, hanya suara misterius it yang terus bergema.


Sampai akhirnya mereka berhenti di depan satu pintu. Suara itu paling keras dari sana. Dina dan Rara saling pandang.


Rara menelan ludah, lalu mendorong pintu sedikit terbuka.


Dan di dalam, ternyata... anak kuliahan yang baru pindah kos yang sedang tidur tengkurap, dengan dengkuran yang keras 

"Jadi selama ini..."


Rara mengangguk sambil menahan tawa, "lya. Monster-nya cuma lagi tidur nyenyak."

Mereka berdua menghela nafas 


Tiara dan dina kembali ke kamar sambil masih sesekali tertawa kecil. Namun malam itu, setelah ketakutan berubah jadi bahan komedi


Keesokan Paginya...

Dina dan Tiara memutuskan mengetuk pintu kamar anak muda penghuni baru yaitu kiran. Dina memberanikan diri.

" maaf sebelumnya... tadi malam kami dengar suara agak keras dari kamar kamu. Kayaknya kamu ngorok, tapi mungkin nggak sadar" ucap dina. 


"Oh... iya kak, maaf banget ya. Saya emang katanya suka ngorok kalau kecapekan. Saya lagi buat skripsi tapi belum diterima sama dosen pemimbing saya jadinya saya nangis malamnya kak, maaf banget kak" ucap kiran penghuni baru kos 


"Nggak apa-apa , cuma kemarin kami sempat salah sangka. Soalnya lagi ada kejadian orang meninggal, jadi agak kebayang-bayang" ucap dina sambil tertawa kecil. 


Beberapa hari kemudian, Dina baru menyadari sesuatu Selama berhari-hari ia ketakutan karena suara asing yang ternyata hanya dengkuran.


Beberapa minggu berlalu, Dina mulai terbiasa dengan ritme baru di kos itu. Kadang ia masih mendengar suara-suara kecil di malam hari, tapi kini ia bisa membedakan mana bunyi pintu kayu tua, mana suara angin, dan mana... dengkuran Kiran. Bahkan sesekali, Dina dan Tiara menjadikan kejadian itu sebagai lelucon yang selalu sukses membuat mereka tertawa sampai perut sakit.


Pengalaman tersebut membuat Dina belajar satu hal penting rasa takut sering kali muncul bukan karena ada "sesuatu" tetapi karena pikirannya sendiri terlalu penuh ketegangan. Kini setiap kali ia merasa cemas, Dina mengingat malam ketika ia dan Tiara berjalan bersama hanya untuk menemukan sumber suara itu adalah seorang mahasiswa yang kelelahan.

Kadang saat malam benar-benar sunyi, Dina masih teringat momen itu dan tersenyum kecil. la menyadari bahwa keberanian muncul bukan karena hilangnya rasa takut, tetapi karena memilih tetap melangkah meski cemas di dalam dirinya sendiri.


Kadang, saat malam benar-benar sunyi, Dina masih teringat momen itu dan tersenyum kecil. la menyadari bahwa keberanian muncul bukan karena hilangnya rasa takut, tetapi karena memilih tetap melangkah meski cemas di dalam dirinya sendiri.